Recently Published
Most Viewed
Mengungkap Model Pendidikan Hindu Bali Tradisional Aguron\u002Dguron Image
Journal article

Mengungkap Model Pendidikan Hindu Bali Tradisional Aguron-guron

Pendidikan aguron-guron dikembangkan atas dua sub model. Model pertama dikembangkan dengan ideologi sakala ‘realis' dengan tujuan Parartha ‘kesejahtraan', yaitu agawe suka nikang rat ‘menjadikan siswa berkarakter dan dapat bekerja untuk kebahagiaan bersama di dunia (baca desa pakraman)'. Sedangkan yang kedua adalah ideologi niskala ‘idealis' dengan tujuan paramartha, yaitu matutur ikang atma ri jatinya ‘menjadikan siswa sadar akan jati dirinya, bahwa ia sesungguhnya adalah roh' atau sinar Ilahi. Model pendidikan aguron-guron merupakan kearifan lokal yang menjungjung tinggi nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi. Oleh karena itu terus diperhatikan dan dikembangkan untuk memelihara karakter bangsa, membangun landasan teori pendidikan dan pembelajaran berbasis budaya. Penelitian ini merupakan tahun ke dua, yang bertujuan menghasilkan bahan ajar dan VCD sebagai media pendukung pembelajaran model pendidikan Hindu Bali tradisional aguron-guron serta menguji efektivitas bahan ajar dan media VCD model pendidikan Hindu Bali tradisional aguron-guron tersebut. Penelitian dilaksanakan di Pasraman Seruling Dewata Tabanan dan Pasraman Griya Kekeran Blahbatuh Gianyar. Metode pengumpulan data digunakan wawancara, studi kepustakaan, dokumentasi dan angket penilaian bahan ajar dan VCD. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif teknik prosentase dan kualitatif. Hasil uji ahli dan uji coba pengguna perorangan serta uji coba pengguna kelompok kecil terhadap produk yang dikembangkan berupa bahan ajar dan VCD mencakup materi Ilmu Silat Bali Kuno,Tapak Suci, Tattwa dan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu menunjukkan sangat layak dan masuk dalam kategori tidak perlu direvisi
Marginalisasi Ideologi Tri Hita Karana pada Media Promosi Pariwisata Budaya di Bali Image
Journal article

Marginalisasi Ideologi Tri Hita Karana pada Media Promosi Pariwisata Budaya di Bali

Pariwisata budaya yang dikembangkan di Bali diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2, Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali yang menekankan pentingnya tri hita karana dalam pengembangan pariwisata di Bali. Oleh karena itu, idealnya segala aktivitas pengembangan pariwisata budaya di Bali, termasuk promosi pariwisata benar-benar menunjukkan aplikasi falsafah tri hita karana. Tujuan jangka panjang penelitian ini, terwujudnya media promosi pariwisata budaya Bali yang benar-benar mengimplementasi ideologi tri hita karana. Terkait dengan tujuan ini, target khusus yang hendak dicapai adalah upaya penggambaran marginalisasi ideologi tri hita karana dalam media promosi pariwisata budaya Bali. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target tersebut, berupa wawancara mendalam dan pengamatan serta penggunaan dokumen. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait, seperti Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, dan Gianyar, serta Perusahaan di bidang pariwisata maupun di bidang disain grafis di Bali. Pengamatan dilakukan terhadap billboard yang terkait dengan pariwisata serta dokumen berupa foto, brosur, leaflet, dan iklan tabloid yang mempromosikan pariwisata dan diproduksi oleh para pihat terkait tersebut di atas. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan Based on the result of analysis bahwa yang memarginalkan ideologi tri hita karana pada media promosi pariwisata budaya di Bali adalah ideologi kapitalisme dan ideologi dualisme kultural. Hal ini terjadi karena pembuatan media promosi pariwisata pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang mengunjungi objek yang dipromosikan. Tentu saja tujuan itu berujung pada peningkatan perolehan keuntungan atau uang. Implikasi utama media promosi pariwisata budaya Bali yang ideologi tri hita karana-nya termarginalkan pada citra Bali sebagai daerah pariwisata adalah bahwa Bali tercitrakan sebagai daerah budaya pariwisata dan bukan pariwisata budaya.
Kalosara di Kalangan Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara Image
Journal article

Kalosara di Kalangan Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara

Desain Interior Microteaching Berbasis Ergonomi Image
Journal article

Desain Interior Microteaching Berbasis Ergonomi

Ajaran Moral dalam Lirik Lagu Dolanan Anak Image
Journal article

Ajaran Moral dalam Lirik Lagu Dolanan Anak

Kalosara di Kalangan Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara Image
Kalosara di Kalangan Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara Image
Journal article

Kalosara di Kalangan Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara

Desain Interior Microteaching Berbasis Ergonomi Image
Desain Interior Microteaching Berbasis Ergonomi Image
Journal article

Desain Interior Microteaching Berbasis Ergonomi

Ajaran Moral dalam Lirik Lagu Dolanan Anak Image
Ajaran Moral dalam Lirik Lagu Dolanan Anak Image
Journal article

Ajaran Moral dalam Lirik Lagu Dolanan Anak

Karakteristik Visual Busana Kebaya Ibu Negara Indonesia Image
Karakteristik Visual Busana Kebaya Ibu Negara Indonesia Image
Journal article

Karakteristik Visual Busana Kebaya Ibu Negara Indonesia

Suggested For You
Cosmology Design Products Wears to Pura in Bali Image
Journal article

Cosmology Design Products Wears to Pura in Bali

Bali is one of the areas in Indonesia that still upholds the customs and arts of traditional culture and is admired by the world community. Customary products to the temple are part of the struggle to keep local wisdom. Design cosmology is a transcendental dimension that has a very complex exploration. Life is deep, also full of uncertainty. Ideas, creativity, passion, and ideals, creativity, concepts that overlap, whether intangible or not. The style in the design is a reflection of the behavior and attitude of human life at a certain time, and in line with the dynamics of life, such as social dynamics, cultural development and value. Design can be a reflection of the times in each period. Designer style can be a product trend if he is able to meet the needs and tastes of society. If the design word would be made to satisfy the needs of the community or the person who would carry out a customary and cultural activity for example, then the draft concept should begin from who and when it will be used, it should be considered as a considerate consideration by a designer, so that what they are designed to be acceptable to users of the design.Bali adalah salah satu daerah di Indonesia yang masih menjunjung budaya adat dan budaya kesenian yang masih dikagumi oleh masyarakat dunia. Produk adat tradisional ke pura merupakan bagian dari perjuangan untuk menjaga kearifan lokal. Desain kosmologi adalah dimensi transendental yang memiliki eksplorasi yang sangat kompleks. Gaya dalam desain merupakan cerminan dari perilaku dan sikap budaya manusia pada waktu tertentu, sejalan dengan dinamika kehidupan, seperti dinamika sosial, perkembangan budaya dan nilai. Desain bisa menjadi cerminan zaman di setiap periode. Gaya perancang bisa menjadi tren jika ia mampu memenuhi kebutuhan dan selera konsumen. Anadai mengatakan, desain akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau orang yang akan melakukan kegiatan adat dan budaya, maka draf konsep harus dimulai dari siapa dan kapan akan digunakan disain, hal ini perlu dilakukan. Disajikan sebagai pertimbangan yang cukup matang oleh seorang desainer, Sehingga apa yang disain mereka dapat diterima oleh pengguna desain.
Read more articles